Senin, 12 Maret 2012
Hari ini aku kembali menghubungi mertuaku, menanyakan kabar suamiku dan keberangkatannya ke luar pulau. Kabar dari Ibu mertuaku, suamiku akan berangkat besok pagi jam 8.
Airmata ku mengalir perlahan tana aku minta, ketika beliau memintaku untuk sering-sering menghubunginya.
Yaa Robb,,,,,,Aku bahagia aku dekatnya disaat aku tak diharapkan oleh putranya.
"Seng kerep telpon yo Nduk, ra ketang sak kecap" (yang sering telfon ya Nak, meskipun sepatah kaa)
Aku menyanggupinya, dan selalu aku berusaha memenuhi keinginan mertuaku itu yang sudah aku perlakukan layaknya Ibu kandungku sendiri.
Aku masih menanti Allaah Subhanahu Wata'ala membuka pintu hati suamiku, untuk segera menghubungiku atau paling tdak membalas sms atau menerima telfonku.
Selasa, 13 Maret 2012
22.18
Sambil menanti Kajian Rutin Online yang selalu kuikuti setiap malam Rabu, aku coba kilas balik pelajaran Bahasa Arabku, tapi ditengah aktifitasku aku teringat suamiku. Abiy......
Pengen banget telfon dan mendengar suaranya tapi takut dicuekin dan nangis lagi.
Duh Biy......taukah kamubetapa aku takut kehilanganmu, aku sangat saying padamu hingga aku rela melakukan apapun untuk memenuhi keinginanmu. Tapi aku juga sedih Biy, beberapa bulan ini aku tak bias mengirimkan uang untukmu. Abiy tau aku harus melunasi hutang dulu. Ya udah Biy, istirahat ya, besok pagi Abiy harus kembali ke Medan. Do'aku semoga Abiy selamat dalam lindungan Allaah Subhanallahu Wata'ala.
Rabu, 14 Maret 2012
21.31
Aku kembali telfon Mbok, dengan semangat dan antusias seperti biasa Beliau menjawab telfonku. Aku bahagia, sungguh begitu bahagia.
Mendengar nada suaranya, mendengar pesannya. Taukah Mbok,,,,bahwa putramu kini tak menginginkan aku lagi, putramu kin tak mengharap mendengar suaraku lagi, putramu kin begitu membenciku. Tapi Mbok,aku semakin menyayangimu, aku tak akan meninggalkan dan membenci putramu walau bagaimanapun sikapnya padaku.
Kemudian aku telfon kakak iparku, ingin menanyakan apakah suamiku telah sampai di tempat tujuannya. Namun yang menjawab telfon adalah istrinya(kakak ipar perempuanku) tapi telfon langsung diberikan pada Aah mertuaku. Kali ini Beliau berbicara seperti dul, bukan kala saat beliau baru sampai di Medan pertama kali. Dulu beliau tak mampu berkata disaat pertama kali menginjakkan kaki di Palemabang, suara tertahan menahan isak. namun malamini aku dengarkan suatu kondisi yang jauh berbeda dari sebelumnya. Beliau sampaikan padaku Besok sore suamiku kemungkinan baru tiba di Palembang.
Kemudian kucoba ngobrol dengan Iparku, namun sangat ketus sekali Ya sudah kusudahi daja silaturahimku.
Ku tutup telfon dan kembali kuluahkan sesakku dalam isak tiada henti.....Yaa Robby beri hamba kesabaran.
Senin, 19 Maret 2012
23.10
Yaa Allaah,,,sungguh aku kangen banget dengan suamiku. Kemanakan kehangat yang dulu sempat ada,kasih saying dan kerinduannya yang dulu sempat kudengar ?
yaa Allaah kembalikan suamiku.......Aku mohon padaMu......
Selasa, 20 Maret 2012
00.15
Alhamdulillah Yaa Ilaahi,,,,,,hari ini dapat kudengar suara suamiku. Tak apa meski nadanya sangat acuh padaku.2 menit mati, ku telfon lagi hingga 5 menit di matiin...... sedih......tapi ya sudahlah aku tak boleh putus asa. aku harus mampu mempertahankan rumah tanggaku, aku harus mampu merayu suamiku.
Kalaupu aku harus bersimpuh dihadapannya pun aku siap melakukannya demi cinta dan pngabdianku padanya. Sedikit sedih memang saat aku berusaha membangkitkan kenangan di awal pernikahan kita, dengan acuh ditimpali dengan kalimat "Dah lupa".... Allaah Yaa Karim,,,beri hamba kesabaran kumohon....
Aku rindu padamu Biy,,,,,,ribu saat kau sms "Dhek, monggo teng Mushola, mas seng adzan"
rindu panggilan sayangmu "Bu Uli", "Adhek", "Umiy"
Aku rindu manjamu mas, sungguh aku rindu...
26 Maret 2012
Kesabaran yang kubangun hancur,
Kesetiaan yang kuandalkan kauporak-porandakan.
Aku bagai bangkai tiada berharga,
Aku bagai laying-laying putus dari benangnya,
Ku bohongihatiku dengan senyuman,
Kutipu jiwaku dengan ketegaran,
Kukatakan pada hatiku, bahwa aku mampu.
Selasa, 27 Maret 2012
10.30
"Mf, mungkin hubungane dwe ora iso lanjt, wis nek kowe arep mlangkah karo mantanmu aku ora nyalahne kowe, daripd awake dwe gur tukaran ae ora bhagia"
Pesan suamikudalam inbox FB nya.
Tubuhku terkulai dan aku menangis sejadi-jadinya. Aku menerima perlakuannya, ketidak peduliannya,kekerasan hatinya, karena dia suamiku......aku menikah dengannya bukan karena paksaan dari siapapun namun darihati dan karena Allah.
Aku mengawali pernikahanku denga kejujuran dan kaena Allah bukan nafsu.
Kupertaruhkan nyawaku untuk mempertahankan rumah tanggaku,Kenapa Yaa Allaah suamiku berbalik 180' dengan ketika awal kita bertemu.
Apakah benar dia hanya memanfaatkan aku ?
Apakah benar dia hanya mau uangku ?
Apakah benar dia tidak mencintaiku ?
Sakit banget ketika aku harus menerima kenyataan ini, kenyataan jika suamiku sedang mengejar-ngejar perempuan lain.
yaa Ilahi belum ckupkah cobaan ini ?
Aku nggak boleh nyerah, dia suamiku meski nyawa taruhannya aku akan mempertahankannya. Sungguh aku tak ingin pengalaman pahit Bundaku terulang padaku, Aku harus bias mengembalikan kasih saying suamiku walau amat sangat sulit kulakukan.
28 Maret 2012
17.10
"WES CUKUP SEMENE WAE SEKABEHANE"
20 hours ago
Yaa Allaah kalimat thalak ini tertulis jelas di inbox ku,Setan apa yang telah menguasai suamiku.
Aku sungguh tak ingin dia meninggalkan aku Yaa Allaah...
Akan kulakukan apa yang kau mau,,,
Akan kuberikan seluruh hidupku,,,
Asal jangan kau pergi tinggalkan aku,,,
Aku mohon padamu.....
No comments:
Post a Comment